Tenun Ikat Kalimantan : Kampanye Rayakan Kekayaan Warisan Dunia
Rayakan Kekayaan Warisan Budaya Indonesia, salah satunya melalui kampanya lewat produk.
By
Sore itu, pergi ke koperasi Mahasiswa untuk membeli pasta gigi. Langsung saja menuju rak yang penuh dengan pasta gigi. Langsung ku kunjungi rak yang penuh dengan pasta gigi yang sangat lekat dengan warna merah. Tentu sebagian dari kita sudah mengenal produk tersebut.
Ada satu yang menciptakan saya tertarik untuk melihat, membaca dan kemudian membeli. Dibungkus pasta gigi, terdapat gambar yang sudah tidak asing. Motif Dayak. Dalam goresan pena produk tersebut, bertuliskan "Rayakan Kekayaan Warisan Budaya Indonesia: Ikat Kalimantan - melambangkan "kegigihan dan Perjuangan yang tak pernah hilang".
Sekilas, mungkin hal ini biasa, namun kalau kita lihat seksama, melalui hal kecil ini, sekarang perhatian para pelaku perjuangan sudah merambah dalam budaya kita, kampanye atau memperkenalkan budaya nusantara melalui produk mereka. Bisa jadi, lewat ini, merupakan taktik bisnis mereka.
Lalu apa itu "Ikat Kalimantan"?. Dalam membahasnya, tentu tak bisa lepas dari yang namanya budaya tenun atau menenum.
Menurut KBBI, Tenun yaitu hasil kerajinan yg berupa materi (kain) yg dibentuk dr benang (kapas, sutra, dsb) dng cara memasuk-masukkan pakan secara melintang pd lungsin: abah-abah (alat, perkakas) --; industri (perusahaan) --;
-- ikat - salah satu teknik bertenun, spt yg terdapat di Nusa Tenggara;
-- selerang - jenis kain tenun;
Menurut cerita, dahulu menenun menjadi kewajiban bagi setiap perempuan dari Suku Dayak. Tujuanya, dalam hal pemenuhan kebutuhan akan pakaian serta keperluan akhlak istiadat.
ternyata, dalam menenun dalam menghasilkan karya tenun ikat ini memerlukan tahapan yang cukup panjang; yakni dimulai dari penanaman kapas, kemudian pembuatan benang/memintal, setelah itu ngaos (peminyakan benang), kemudian mewarna/mencelup. Kalau sudah diwarna, langkah selanjutnya mengikat motif, terus kemudian menenun. terakhir mengakibatkan pakaian adat. Gimana, rangkaian proses panjang bukan?.
Uniknya, dari beberapa tahapan tersebut dilakukan ritual-ritual tertentu yang dipercaya sebagai roh untuk membangkitkan semangat dalam bekerja maupun untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Ini merupakan tradisi dan kebudayaan dari leluhur masyarakat suku Dayak Desa yang dilakukan puluhan tahun silam.
Tidak sedikit motif pada kain tenun ikat Dayak berasal dari inspirasi, mimpi dan pengetahuan para leluhur. Nah dari hasil tersebut, motif tersebut mengandung makna begitu mendalam sebagai nasehat, petuah, pantangan, dan semangat dalam kehidupan keseharian.
Lalu bagaimana dengan materi baku? yakni benang dan pewarna. Benang diambil dari flora kapas. Biasanya ditanam di ladang pada trend sehabis panen, dan selanjutnya diolah atau dipintal sendiri menjadi benang. Kalu pewarna berasal dari alam yaitu tumbuh-tumbuhan (daun, akar, batang, kulit, buah, umbi, biji, dll), maupun binatang (lemak ular sawa, labi-labi dan sebagainya).
Peralatan yang dipergunakan dibentuk sendiri secara sederhana memakai materi alam yang tersedia di lingkungan pemukiman dan memakai materi yang berkualitas baik, yaitu dengan kayu ulin, rotan, dan materi lain yang dipercayai berkualitas baik. Peralatan terdiri dari alat untuk memisahkan serat kapas dengan bijinya, alat memintal (gasing), alat membentang benang, dan alat menenun. Inilah rangkaian proses yang ditelusuri dalam menghasilkan suatu karya seni kain tenun ikat Dayak sebagai salah satu kekayaan budaya masyarakat Dayak khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.
Sekarang ini, Jumlah Pengrajin tenun di Pulau Kalimantan cukup banyak, sehingga pengrajin di Pulau Kalimantan menjadi salah satu produsen tenun yang diperhitungkan di tanah air. Jika berbicara perihal corak, sudah niscaya motif tenun ikat kalimantan tidak kalah beragamnya dengan tenun ikat di pulau lain di Indonesia.
Beberapa pola produksi tenun Kalimantan yang sudah diakui oleh mancanegara antara lain; tenun Sambas dan Sintang dari Kalimantan Barat, tenun Doyo dari Kalimantan Timur, tenun Pagatan dari Kalimantan Selatan dan masih banyak yang lain. Bahkan tenun Sambas, sempat menerima klaim dari Malaysia. Hal ini menunjukan bahwa kain tenun asal Kalimantan sangat layak dijadikan harta budaya yang patut untuk dilestarikan.
Kain Tenun Ikat Doyo
Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibentuk oleh wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy, Kali-mantan Timur. Biasanya motif ikat Doyo berbentuk bunga, daun serta binatang yang hidup di alam sekitar Tanjung Isuy. Warna kain sangat khas, yakni merah, kuning, coklat dan kehijauan, kesemuanya dibentuk dari pewarna alam.
Tenun Ikat Sintang
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mempunyai karya tenun ikat unik sebagai kain akhlak tradisional. Kain ini kerap dipergunakan untuk upa-cara adat, upacara panen, dan sebagainya. Pola-pola yang sangat menarik dan merupakan ciri khas tenun tempat Sintang yaitu Nabau, Naga, Buaya, Pucuk Rebung, Naga, dan beberapa motif orang-orangan sampai motif pepohonan. Kain tenun ikat dibentuk masih dalam skala sebagai pengisi waktu luang –terutama para perempuan Dayak dalam kesehariannya.
Beralih ke ragam motif
Dalam pembuatan kain ikat ini terdapat empat macam warna utama, yaitu merah, hitam, kuning, dan putih. Warna merah bisa di peroleh dari daun mengkudu (Morinda Citrifolia) atau kulit kayu salam. Warna hitam didapatkan dari daun renggat atau lumpur. Warna kuning didapatkan dari kunyit (Curcuma longa) dan temulawak (Curcuma xanthorhiza).
1, Tenun Kebat
Kain ini bermotifkan bunga, manusia, dan naga. Warna dasarnya coklat dengan motif putih
2.Tenun Sidan
Kain ini bermotif bunga dan orang saja. Warnanya lebih bervariasi tergantung usul orang yang memesannya.
3. Kain tenun songket
Warna dan motifnya lebih bervariasi dibandingkan jenis tenunan pertama dan kedua, sehingga cara pengerjaannya pun lebih rumit dibandingan kedua jenis tenunan sebelumnya. Motif dasarnya bisa berupa naga, bunga, dan orang-orangan atau perpaduan ketiganya.
4. tenun plin slam
Hanya ibu-ibu generasi bau tanah yang bisa menenun kain jenis ini. Motifnya jauh lebih rumit dan pengerjaanya jauh lebih lama.
Mari kita rayakan warisan kekayaan leluhur. Indonesia itu Kaya dan mari kita cintai dan jaga kekayaan kita.
Sumber :
http://mahligai-indonesia.com/ragam-budaya/tenun-ikat-kalimantan-yang-memikat-2646
https://absoluteborneo.wordpress.com/tag/tenun-ikat-kalimantan/
https://kakangagus.blogspot.com/search?q=kain-tenun-ikat-dayak-iban-kalimantan
By
Sore itu, pergi ke koperasi Mahasiswa untuk membeli pasta gigi. Langsung saja menuju rak yang penuh dengan pasta gigi. Langsung ku kunjungi rak yang penuh dengan pasta gigi yang sangat lekat dengan warna merah. Tentu sebagian dari kita sudah mengenal produk tersebut.
Ada satu yang menciptakan saya tertarik untuk melihat, membaca dan kemudian membeli. Dibungkus pasta gigi, terdapat gambar yang sudah tidak asing. Motif Dayak. Dalam goresan pena produk tersebut, bertuliskan "Rayakan Kekayaan Warisan Budaya Indonesia: Ikat Kalimantan - melambangkan "kegigihan dan Perjuangan yang tak pernah hilang".
Sekilas, mungkin hal ini biasa, namun kalau kita lihat seksama, melalui hal kecil ini, sekarang perhatian para pelaku perjuangan sudah merambah dalam budaya kita, kampanye atau memperkenalkan budaya nusantara melalui produk mereka. Bisa jadi, lewat ini, merupakan taktik bisnis mereka.
Lalu apa itu "Ikat Kalimantan"?. Dalam membahasnya, tentu tak bisa lepas dari yang namanya budaya tenun atau menenum.
Menurut KBBI, Tenun yaitu hasil kerajinan yg berupa materi (kain) yg dibentuk dr benang (kapas, sutra, dsb) dng cara memasuk-masukkan pakan secara melintang pd lungsin: abah-abah (alat, perkakas) --; industri (perusahaan) --;
-- ikat - salah satu teknik bertenun, spt yg terdapat di Nusa Tenggara;
-- selerang - jenis kain tenun;
Menurut cerita, dahulu menenun menjadi kewajiban bagi setiap perempuan dari Suku Dayak. Tujuanya, dalam hal pemenuhan kebutuhan akan pakaian serta keperluan akhlak istiadat.
ternyata, dalam menenun dalam menghasilkan karya tenun ikat ini memerlukan tahapan yang cukup panjang; yakni dimulai dari penanaman kapas, kemudian pembuatan benang/memintal, setelah itu ngaos (peminyakan benang), kemudian mewarna/mencelup. Kalau sudah diwarna, langkah selanjutnya mengikat motif, terus kemudian menenun. terakhir mengakibatkan pakaian adat. Gimana, rangkaian proses panjang bukan?.
Uniknya, dari beberapa tahapan tersebut dilakukan ritual-ritual tertentu yang dipercaya sebagai roh untuk membangkitkan semangat dalam bekerja maupun untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Ini merupakan tradisi dan kebudayaan dari leluhur masyarakat suku Dayak Desa yang dilakukan puluhan tahun silam.
Tidak sedikit motif pada kain tenun ikat Dayak berasal dari inspirasi, mimpi dan pengetahuan para leluhur. Nah dari hasil tersebut, motif tersebut mengandung makna begitu mendalam sebagai nasehat, petuah, pantangan, dan semangat dalam kehidupan keseharian.
Lalu bagaimana dengan materi baku? yakni benang dan pewarna. Benang diambil dari flora kapas. Biasanya ditanam di ladang pada trend sehabis panen, dan selanjutnya diolah atau dipintal sendiri menjadi benang. Kalu pewarna berasal dari alam yaitu tumbuh-tumbuhan (daun, akar, batang, kulit, buah, umbi, biji, dll), maupun binatang (lemak ular sawa, labi-labi dan sebagainya).
Peralatan yang dipergunakan dibentuk sendiri secara sederhana memakai materi alam yang tersedia di lingkungan pemukiman dan memakai materi yang berkualitas baik, yaitu dengan kayu ulin, rotan, dan materi lain yang dipercayai berkualitas baik. Peralatan terdiri dari alat untuk memisahkan serat kapas dengan bijinya, alat memintal (gasing), alat membentang benang, dan alat menenun. Inilah rangkaian proses yang ditelusuri dalam menghasilkan suatu karya seni kain tenun ikat Dayak sebagai salah satu kekayaan budaya masyarakat Dayak khususnya dan bangsa Indonesia umumnya.
Sekarang ini, Jumlah Pengrajin tenun di Pulau Kalimantan cukup banyak, sehingga pengrajin di Pulau Kalimantan menjadi salah satu produsen tenun yang diperhitungkan di tanah air. Jika berbicara perihal corak, sudah niscaya motif tenun ikat kalimantan tidak kalah beragamnya dengan tenun ikat di pulau lain di Indonesia.
Sumber |
Beberapa pola produksi tenun Kalimantan yang sudah diakui oleh mancanegara antara lain; tenun Sambas dan Sintang dari Kalimantan Barat, tenun Doyo dari Kalimantan Timur, tenun Pagatan dari Kalimantan Selatan dan masih banyak yang lain. Bahkan tenun Sambas, sempat menerima klaim dari Malaysia. Hal ini menunjukan bahwa kain tenun asal Kalimantan sangat layak dijadikan harta budaya yang patut untuk dilestarikan.
Kain Tenun Ikat Doyo
Kain dari serat daun doyo ini merupakan hasil kerajinan yang hanya dibentuk oleh wanita-wanita suku Dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy, Kali-mantan Timur. Biasanya motif ikat Doyo berbentuk bunga, daun serta binatang yang hidup di alam sekitar Tanjung Isuy. Warna kain sangat khas, yakni merah, kuning, coklat dan kehijauan, kesemuanya dibentuk dari pewarna alam.
Tenun Ikat Sintang
Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, mempunyai karya tenun ikat unik sebagai kain akhlak tradisional. Kain ini kerap dipergunakan untuk upa-cara adat, upacara panen, dan sebagainya. Pola-pola yang sangat menarik dan merupakan ciri khas tenun tempat Sintang yaitu Nabau, Naga, Buaya, Pucuk Rebung, Naga, dan beberapa motif orang-orangan sampai motif pepohonan. Kain tenun ikat dibentuk masih dalam skala sebagai pengisi waktu luang –terutama para perempuan Dayak dalam kesehariannya.
Beralih ke ragam motif
Dalam pembuatan kain ikat ini terdapat empat macam warna utama, yaitu merah, hitam, kuning, dan putih. Warna merah bisa di peroleh dari daun mengkudu (Morinda Citrifolia) atau kulit kayu salam. Warna hitam didapatkan dari daun renggat atau lumpur. Warna kuning didapatkan dari kunyit (Curcuma longa) dan temulawak (Curcuma xanthorhiza).
1, Tenun Kebat
Kain ini bermotifkan bunga, manusia, dan naga. Warna dasarnya coklat dengan motif putih
2.Tenun Sidan
Kain ini bermotif bunga dan orang saja. Warnanya lebih bervariasi tergantung usul orang yang memesannya.
3. Kain tenun songket
Warna dan motifnya lebih bervariasi dibandingkan jenis tenunan pertama dan kedua, sehingga cara pengerjaannya pun lebih rumit dibandingan kedua jenis tenunan sebelumnya. Motif dasarnya bisa berupa naga, bunga, dan orang-orangan atau perpaduan ketiganya.
4. tenun plin slam
Hanya ibu-ibu generasi bau tanah yang bisa menenun kain jenis ini. Motifnya jauh lebih rumit dan pengerjaanya jauh lebih lama.
Mari kita rayakan warisan kekayaan leluhur. Indonesia itu Kaya dan mari kita cintai dan jaga kekayaan kita.
Sumber :
http://mahligai-indonesia.com/ragam-budaya/tenun-ikat-kalimantan-yang-memikat-2646
https://absoluteborneo.wordpress.com/tag/tenun-ikat-kalimantan/
https://kakangagus.blogspot.com/search?q=kain-tenun-ikat-dayak-iban-kalimantan