Skip to main content

Anak Dewasa Anda Bermasalah? Coba Tips Berikut

Pada goresan pena sebelumnya saya telah membahas mengenai "psikologi remaja dan permasalahannya". Masa remaja sering disebut dengan masa puberitas. Menurut spesialis psikologi, Elizabeth Hurlock (1997:274) beropini bahwa masa puber ialah fase dalam rentang perkembangan ketika belum dewasa berubah dari makhluk aseksual menjadi makhluk seksual. Oleh alasannya itu sangat dibutuhkan pengawasan serta pendidikan yang sempurna bagi orangtua dikala memperlihatkan bimbingan terhadap anak remaja mereka. Selain pendidikan anak dalam Islam sebagai pondasi dari penanaman nilai agama tentu perlunya pengetahuan ihwal faktor alasannya dan akibat. Setiap anak niscaya tidak ingin menjadi nakal, pembangkang ataupun susah diatur namun terkadang ia harus menghadapi gejolak dirinya, disinilah kiprah penting orangtua supaya menyikapinya secara bijak sehingga permasalahan remaja sanggup dideteksi semenjak dini.


Menurut WHO, yang disebut remaja ialah mereka yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa. Batasan usia remaja berdasarkan WHO ialah 12 hingga 24 tahun. Sedangkan berdasarkan Menteri Kesehatan RI tahun 2010, batas usia remaja ialah antara 10 hingga 19 tahun dan belum kawin. Namun secara umum, masa remaja mengacu pada tahap dari pubertas ke masa dewasa, dan termasuk pengalaman psikologis anak selama periode ini. Oleh lantaran itu, masa remaja terjadi pada beberapa anak sedini sembilan tahun. Di umur anak remaja tersebut, terkadang suasana hati mereka akan bercampur di antara perasaan percaya diri dan senang merasa kesal dan tertekan dalam rentang waktu yang singkat. Perubahan yang sering terjadi dalam perasaan inilah disebut perubahan suasana hati. Mereka mungkin terjadi lantaran pergeseran tingkat hormon dalam badan anak remaja dan perubahan lain yang terjadi selama masa pubertas. Namun, pubertas mengacu pada perubahan fisiologis yang terlibat dalam pematangan seksual seorang anak, serta perubahan badan lainnya yang mungkin terjadi selama periode waktu ini. Masa remaja mengacu pada tahap dari pubertas ke masa dewasa, dan termasuk pengalaman psikologis anak selama periode ini.


Pada goresan pena sebelumnya saya telah membahas mengenai  Anak Remaja Anda Bermasalah? Coba Tips Berikut


Dari periode ini terdapat Lima karakteristik utama masa remaja:
  1. Pertumbuhan dan perkembangan biologis,
  2. Status yang tidak terdefinisi,
  3. Peningkatan pengambilan keputusan,
  4. Tekanan yang meningkat, dan
  5. Pencarian diri.

Karakteristik-karakteristik remaja baik laki maupun wanita tersebut sebagai potongan dari masa transisi. Tentunya masa transisi ini membawa risiko atau permasalahan gres tetapi juga menghadirkan peluang positif yang menghipnotis kesehatan orang muda secara eksklusif dan masa depan.


Oleh karenanya, mengasuh anak remaja laki maupun wanita tidak pernah mudah, tetapi ketika anak remaja Anda melaksanakan kekerasan, depresi, menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan, atau terlibat dalam sikap sembrono maupun nakal lainnya, hal itu sanggup berbahaya. Bunda mungkin merasa lelah lantaran terbangun di malam hari lantaran mengkhawatirkan di mana anak berada, ia bersama siapa, dan apa yang mereka lakukan. Ada saatnya kita mungkin frustasi lantaran perjuangan yang gagal untuk berkomunikasi, perkelahian tanpa akhir, maupun pembangkangan. Atau mungkin hidup dalam ketakutan akan gejolak suasana hati remaja serta amarahnya yang meledak-ledak. Meskipun mengasuh remaja yang bermasalah sering kali tampak ibarat kiprah yang tidak mungkin, ada beberapa langkah yang sanggup diambil untuk meringankan stres yang orangtua termasuk anak remajanya rasakan. Tips ini sanggup secara signifikan mengurangi kekacauan di rumah bahkan membantu transisi remaja menjadi orang sampaumur muda yang lebih senang dan lebih sukses.


Ciri-ciri Remaja Bermasalah

Ketika anak remaja mulai menegaskan kemandirian dan menemukan identitas mereka sendiri, maka banyak remaja mengalami perubahan sikap yang tidak sanggup diprediksi oleh orang tua. Awalnya anak bunda yang dulu anggun dan patuh bahkan tidak tahan untuk dipisahkan dari Anda kini keadaannya mulai terbalik, mereka lebih asik dengan dunianya bahkan kita sendiri akan merasa tidak mengenal dirinya. Tentu ini menjadi lebih sulit terutama masa remaja sebagai masa yang tidak realistik. Karena remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang diinginkan bukan sebagaimana adanya terlebih dalam cita-cita.




Tentu persoalan sikap pada remaja ialah normal. Untuk memudahkan pemahaman, sikap remaja secara umum telah kami masukkan ke dalam ciri ciri sikap remaja yang berisiko. Disisi lain, anak baik pria atau wanita remaja akan memperlihatkan persoalan perilaku, emosional, atau berguru di luar persoalan remaja yang umum. Mereka mungkin berulang kali mempraktekkan sikap berisiko ibarat kekerasan, mangkir sekolah, minum alkohol, penggunaan narkoba, seks, menyakiti diri sendiri, mengutil, atau tindakan kriminal lainnya. Atau mereka mungkin memperlihatkan tanda-tanda persoalan kesehatan mental ibarat depresi, kecemasan, atau gangguan makan. Meskipun sikap negatif yang berulang-ulang sanggup menjadi menerangkan persoalan yang mendasarinya, penting bagi orang renta untuk memahami sikap mana yang normal selama perkembangan psikologis remaja, dan yang sanggup memperlihatkan persoalan yang lebih serius. Oleh alasannya penting sekali mengetahui persoalan remaja dan cara mengatasinya sedini mungkin.


Bagaimana Cara Mengatasi Masalah Anak Remaja?

Untuk mengatasi serta menangani anak remaja bermasalah, Bunda sanggup melaksanakan bebarapa tips-tips ini:

1. Seks, Alkohol, dan Obat-obatan

Remaja semakin memanjakan diri dengan alkohol, narkoba, dan seks jauh sebelum mereka mencapai usia dewasa. Jangan terkejut kalau Anda menemukan bahwa anak yang berusia 15 atau 16 tahun sudah mulai minum secara sosial dan aktif secara seksual. Jika bunda menemukan ini terjadi pada remaja kita, maka penting segera diatasi. Umumnya ini terjadi terhadap persoalan anak remaja lelaki walaupun tidak menutup kemungkinan terjadi juga pada remaja perempuan. Ingat, bahwa sangat gampang untuk kecanduan sifat jelek ini. Penyalahgunaan zat sering sanggup menyebabkan depresi, gagal hati, dan penyakit kronis lainnya. Kecanduan alkohol dan narkoba mungkin sulit dipulihkan namun ini juga tidak sanggup dibiarkan begitu saja kerena akan merusak masa depan mereka.



Adapun langkah-langkah untuk menangani remaja yang mempunyai persoalan diatas, sanggup lakukan lengkah berikut.
  • Perawatan dan Rehabilitasi. Kecanduan narkoba dan ketergantungan ialah penyakit dan sanggup diobati dengan intervensi dan rehabilitasi sempurna waktu. Tingkat perawatan tergantung pada sejauh mana obat-obatan telah mengubah otak remaja. Waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari kecanduan bervariasi dari satu orang ke orang lain, tergantung pada respon terhadap perawatan.
  • Intervensi dan terapi keluarga. Pendekatan ini menekankan pentingnya melibatkan anggota keluarga termasuk orang tua, saudara, dan sahabat untuk mendukung remaja dalam mejauhkan kebiasaan narkoba. Terapi berbasis keluarga juga berfokus pada persoalan penting lainnya ibarat konflik keluarga, persoalan komunikasi, dan persoalan ibarat persoalan kesehatan mental dan gangguan berguru yang sanggup menghipnotis keluarga individu juga.
  • Mekanisme pendukung pemulihan. Pemantauan dan pertolongan terus menerus diharapkan untuk memastikan bahwa kemajuan yang dibentuk selama konseling anak bermasalah serta terapi tidak hilang.



Tentu saja permasalahan yang terjadi pada remaja mempunyai penyebab yang kuat. Sebagai orang tua, niscaya tidak suka kegiatan ini tetapi pada dikala yang sama, jangan panik dan eksklusif bereaksi. Anak-anak sanggup mengonsumsi alkohol semenjak dini lantaran kekerasan atau pelecehan di rumah, perceraian orang tua, atau tekanan sahabat sebaya. Salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan alkohol atau narkoba ialah dengan membicarakannya. Bicaralah dengan remaja Anda dengan hening dan jelaskan mengapa mereka dihentikan terlibat dalam narkoba, alkohol, atau seks di awal kehidupan mereka. Hindari nada menuduh ketika Anda membahas persoalan ini, dan cobalah untuk bersikap ramah.


Bahkan disuatu waktu saya dengan sahabat berdiskusi dipekarangan rumah mengenai pergaulan bebas yang marak terjadi di zaman kini ini. Kebetulan pembahasan yang sama mengenai cara mengatasi persoalan remaja zaman sekarang. Kesimpulan dari obrolan kami berisi mengenai bagaimana seharusnya kita menangani inovasi bahwa remaja kita telah aktif secara seksual (bercinta) tentu sebagai orangtua, kami tidak senang ihwal itu dan ingin menangani persoalan tanpa mengasingkannya.


Cara mengatasi persoalan remaja bercinta dengan mencoba untuk mengajukan pertanyaan terbuka ibarat contoh:

"Bisakah kau ceritakan ihwal hubunganmu dengan ,,,,,,,?" Daripada harus menghakimi dengan kalimat "Bagaimana sanggup kau melaksanakan ini?".



Dengarkan keseluruhan dongeng sebelum memperlihatkan sudut pandang Anda. Memotong dongeng dengan komentar atau kemarahan tentu akan mematikan komunikasi dengan cepat. Tempatkan pengutamaan pada citra besar dan jelaskan bagaimana acara seksual pranikah membahayakan semua tujuan dan impian masa depan remaja bunda. Dan apa pun yang Anda lakukan, jangan meruntuhkan rasa harga diri remaja dengan komentar seperti, "Aku sangat aib padamu!".


Dari contoh persoalan psikologis pada remaja yang disebutkan diatas tentu bukan sekedar mengambil contoh-contoh dari sikap negatif namun lebih kepada bagaimana orangtua harus sanggup menjadi kawasan dongeng dalam segala hal bagi anak-anak.


Penting diingat: Pertanyaan Bunda itu memperlihatkan bahwa Anda ialah orang renta yang bijaksana, penuh perhatian, dan sensitif. Kita sendiri mungkin mengerti bahwa meledakkan, menampar, membentak, dan mengusirnya tidak akan sangat membantu. Ini ialah persoalan keluarga yang signifikan dan pantas mendapat respons yang penuh kasih dan bijaksana. Tujuannya ialah untuk menahan kerusakan dan melatih anak remaja menuju keputusan yang lebih sehat dan rasional tanpa mengaitkan relasi orangtua-anak.


Hal pertama yang perlu diingat ialah berdoa dan berpikir sebelum Anda bereaksi. Adalah normal untuk merasa kesal dan kecewa, dan Bunda mungkin akan membutuhkan beberapa hari untuk tenang. Luangkan waktu untuk menenangkan diri dan kemudian mengatur pertemuan untuk duduk dan berbicara ihwal apa yang telah terjadi. Strategi ini mungkin akan lebih sempurna daripada mempertaruhkan konfrontasi yang bergejolak dan mendadak.


Strategi mengatasi persoalan remaja dalam teladan kasus diatas memang sangat dibutuhkan kesabaran lantaran apabila tidak maka strategi-strategi tersebut tidak akan menghipnotis apapun.


2. Peningkatan Penggunaan Perangkat Komunikasi Dan Media Sosial

Banyak peneliti menyatakan, lebih dari 65% remaja mempunyai kanal internet di perangkat hp atau smartphone. Bahkan semenjak tahun 2015 ada lebih dari 90% remaja masuk ke media umum setiap hari memakai ponsel mereka.




Penggunaan perangkat komunikasi dan media umum tidak buruk. Bahkan, remaja harus mempunyai ponsel sehingga orang renta sanggup melacak keberadaan mereka.


Namun, penggunaan perangkat ini sanggup berkembang menjadi kecanduan dan memengaruhi gaya hidup dan sikap anak-anak. Media sosial sanggup membuka pintu bagi orang absurd yang mungkin ingin mengambil laba yang tidak semestinya dari kelabilan remaja tersebut, tentu ini akan sangat berbahaya.


Cara untuk mengatasi persoalan sosial di kalangan remaja dari penggunaan media ini tentu bukan berarti tidak memperlihatkan ponsel remaja Anda atau benar-benar memotong kanal media umum lantaran itu bukanlah inspirasi maupun taktik yang baik. Bahkan, itu sanggup menjadi bumerang dan menyebabkan mencuri, bersembunyi, dan berbohong. Adalah hal yang biasa bagi remaja untuk mempunyai telepon seluler. Berikan mereka satu tetapi mempunyai hukum ketat ihwal apa yang mereka gunakan.


Pantau juga cara mereka memakai Internet dengan meyimpan riwayat penelusuran pada tap mereka kalau memungkinkan. Memiliki pengaturan terbuka tersebut akan membangun kepercayaan. Ini juga mendorong remaja untuk berbicara ihwal apa yang dilakukan secara online, dengan bersikap ramah dan terbuka terhadap inspirasi dan minat anak-anak.


Strategi lain untuk mengatasi persoalan ini ialah dengan membatasi waktu yang dihabiskan untuk mengirim pesan dan menelepon teman-teman mereka atau di media umum ketika belum dewasa di rumah.


3. Agresi

Agresi berarti menghasilkan kekerasan, atau sikap berbahaya. Agresi ialah sanggup bermanifestasi dalam tindakan fisik, ibarat kekerasan fisik terhadap orang lain.


Anak remaja kita mungkin sering murka dengan lingkungan sekelilingnya termasuk orangtua dan lantaran alasan yang tidak sanggup dimengerti. Mereka mungkin menjadi argumentatif dan berbicara lebih banyak daripada ketika mereka masih anak-anak. Pahamilah bahwa kemarahan ialah emosi insan normal, dan itu umum di kalangan remaja. Tetapi kalau anak remaja tidak menyalurkan kemarahannya dengan baik, itu sanggup menjadi aksi dan menghasilkan kekerasan, yang sanggup berbahaya bagi mereka dan orang lain.


Tidak jarang orang renta sering bereaksi terhadap remaja yang murka bahkan berteriak balik. Hindari godaan untuk menjadi lebih keras daripada remaja Anda dan "menangkan" argumen, lantaran itu tidak selalu mendapat hasil yang diinginkan. Faktanya, anak remaja mungkin merasa terdorong ke suatu sudut dan menjadi lebih bernafsu ketika kita mencoba untuk mendominasi dia.


Satu-satunya cara untuk menenangkan seorang remaja yang murka ialah dengan tenang. Temukan cara untuk mengendalikan amarah Anda dan dengarkan apa yang dikatakan remaja kita. Hindari argumen sejauh mungkin dan biarkan belum dewasa mengeluarkan semua kemarahan. Begitu mereka kehabisan hal untuk dikatakan, mereka akan tenang. Minta mereka untuk berbicara dengan Anda ketika ada persoalan daripada mendiamkannya. Ajari mereka cara sehat untuk mengekspresikan kemarahan daripada bernafsu atau kekerasan.


4. Berbohong Atau Menyembunyikan Fakta

Hal ini sanggup menghancurkan hati orang renta ketika menemukan bahwa anak mereka telah berbohong kepadanya, atau belum mengungkapkan semuanya. Kebenarannya ialah bahwa rasa kebebasan yang gres yang membuatnya tidak perlu menceritakan semuanya kepada orangtua. Juga, rasa takut dihakimi dan dieksekusi sanggup memaksa anak untuk berbohong, kemudian sanggup menjadi kebiasaan kompulsif kalau tidak atasi semenjak dini.


Perlu diketahui bahwa kejujuran ialah sifat yang harus orangtua didik biar belum dewasa berani jujur. Ajarkan mereka untuk menyampaikan yang sebetulnya kepada kita, dengan memberi teladan bagi mereka di rumah. Miliki saluran komunikasi terbuka dengan anak-anak, ini memungkinkan mereka membuatkan apa saja dan semuanya tanpa ragu-ragu. Ketika belum dewasa melihat orang renta mereka jujur ​​dan jujur ​​tentang segala sesuatu, termasuk kesalahan kita, mereka akan berguru melaksanakan hal yang sama.


Solusi lainnya, hindari bersikap menghakimi. Jika Anda memarahi kekurangannya dalam segala hal dan memaksa untuk memperbaiki setiap kesalahan yang mereka buat, tentu ini akan menjadi persoalan remaja dan cara mengatasinya dengan ekspresi niscaya tidak akan berhasil lantaran belum dewasa akan berhenti membuatkan dan berkomunikasi dengan orangtua.


Baca Juga:


Daftar Pustaka:

Hurlock, Elizabeth B. 1997, “Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan rentang kehidupan”, Edisi kelima, Erlangga
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar