Skip to main content

Keluarga Rasulullah Saw Hijrah

بسم الله الرحمن الرحيم

Bagian 2-34

Hijrahnya Keluarga Rasulullah SAW

Ketika Rasulullah SAW telah menetap di Madinah, Beliau mengutus Zaid bin Harisah dan Abu Rafi' ke Makkah untuk membawa keluarga Rasul yang masih tertinggal di Makkah, Rasul mengutus 'Abdullah bin Uraiqith sebagai penunjuk jalan bagi Zaid dan Abu Rafi'. Mereka berdua tiba menemui Siti Fatimah dan Ummu Kulsum (puteri Rasulullah), Siti Saudah (isteri Rasul), dan Ummu Aiman (isteri Zaid) serta anaknya yaitu Usamah. Adapun Zainab (puteri Rasul) tidak boleh oleh suaminya yang berjulukan Abul 'Ash bin Rabi' sehingga tidak sanggup ikut hijrah. Ikut pula bersama mereka yaitu 'Abdullah bin Abu Bakar, Ummu Rauman (isteri Abu Bakar) dan dua saudara wanita 'Abdullah bin Abu Bakar yaitu Siti 'Aisyah dan Siti Asma (Asma ialah isteri Zubair bin 'Awam). Pada dikala itu Siti Asma sedang mengandung, kemudian melahirkan anaknya dan diberi nama 'Abdullah. 'Abdullah ialah anak pertama dari kaum Muhajirin yang dilahirkan di Madinah.


Demam Madinah

Pada awalnya udara kota Madinah kurang cocok bagi kaum Muhajirin penduduk Makkah, sehingga banyak dari mereka yang terjangkit demam. Rasulullah SAW sering menjenguk mereka tatkala mereka mengadukan duduk perkara ini, kemudian Rasul berdo'a : "Yaa Allah jadikanlah kami mengasihi kota Madinah sebagaimana Engkau jadikan kami mengasihi kota Makkah dengan kecintaan yang lebih kuat, dan berkahilah untuk kami mudd dan sha'nya, dan pindahkanlah wabahnya ke Juhfah". (Juhfah ialah sebuah desa yang terletak 82 mil dari Makkah dan merupakan miqat penduduk Syam). Allah memperkenankan do'a Rasulullah SAW sehingga kaum Muhajirin hidup di Madinah dengan tenang dan damai.


Orang-orang Lemah Dihalangi Hijrah Ke Madinah

Kaum Musyrikin Makkah menghalangi sebagian kaum Muslimin yang lemah untuk hijrah ke Madinah, mereka ditahan dan disiksa. Di antara kaum Muslimin yang menerima perlakuan ini ialah Walid bin Walid, 'Iyasy bin Rabi'ah, dan Hisyam bin 'Ash.  Untuk itu Rasulullah SAW selalu mendo'akan mereka di dalam shalatnya, inilah asal-muasal do'a Qunut. Do'a ini dilakukan Rasulullah SAW pada waktu-waktu yang berbeda-beda dan pada daerah di dalam shalat yang berbeda pula, terkadang dilakukan pada raka'at ganjil shalat 'isya dan terkadang di dalam shalat subuh setelah ruku' dan sebelumnya. Para sobat meriwayatkan hal ini sesuai dengan apa yang dilihatnya, dan inilah yang menjadi penyebab perbedaan Imam-imam madzhab Fiqh dalam penempatan do'a Qunut.

Bersambung...

Sumber https://www.alkaukabiyah.com/
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar