Persaudaraan Islam
بسم الله الرحمن الرحيم
Bagian 2-33
Tempat Tinggal Kaum Muhajirin
Tatkala sebagian besar dari kaum Muhajirin yang ikut bersama Rasulullah SAW hingga di Madinah, orang-orang Anshar berlomba-lomba mendapatkan mereka. Akhirnya diputuskan melalui undian di antara mereka sehingga tiada seorang Muhajirinpun yang tinggal di daerah Anshar tanpa melalui undian.
Persaudaraan Islam
Barangsiapa yang memperhatikan kecintaan ini, tidak mungkin disebabkan oleh dampak manusia, tetapi berkat karunia dan rahmat Allah SWT, dan nisacaya ia akan memahami mengapa mereka bisa menang melawan kaum musyrikin dan andal kitab yang menentangnya sekalipun bilangan dan perlengkapan mereka sedikit.
Orang-orang Anshar lebih memperhatikan kaum muhajirin daripada mereka sendiri menyerupai yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Hasyr ayat 9 yang artinya :
"Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) menyayangi orang-orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh impian dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin), dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung (QS. Al-Hasyr : 9).
Ini terang merupakan derajat persaudaraan yang paling tinggi. Semua perlakuan itu dianggap oleh sahabat Anshar belum memadai kewajiban yang harus mereka suguhkan kepada kaum Muhajirin. Hal ini berkat dampak Rasulullah SAW yang bisa mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Anshar, sehingga setiap orang Anshar bersama Muhajirin merupakan dua saudara lantaran Allah. Sia-sialah kalau kami memaksakan diri untuk menjelaskan kepada para pembaca bahwa persaudaraan ini lebih tinggi rasa solidaritasnya daripada persaudaran kefanatikan. Akan tetapi hal tersebut tiada lain ialah berkat perasaan Islam yang telah memateri di hati mereka, Hanya kenyataan inilah yang sanggup kami ungkapkan.
Secara garis besar sanggup disimpulkan bahwa hati mereka telah dipersatukan oleh Allah SWT, sehingga seakan-akan mereka satu hati sekalipun jasad mereka berbeda. Mudah-mudahan Allah SWT mempersatukan pula hati umat Islam pada zaman kita sekarang, sehingga mereka mempunyai dampak yang dimiliki oleh kau muslimin zaman dahulu yang telah bersatu.
Persaudaraan ini berlandaskan asas saling menolong, menegakkan perkara yang haq, dan hendaknya mereka saling mewarisi setelah mati sekalipun tanpa adanya relasi kekerabatan.
Rasulullah SAW berpesan kepada setiap dua orang di antara mereka (Muhajirin dan Anshar), yang artinya : "Bersaudaralah kalian berdua di jalan Allah, setiap dua orang bagaikan dua bersaudara".
Sistem pewarisan ini terus berjalan pada permulaan Islam hingga turun firman Allah SWT surat Al-Ahzab ayat 6 yang artinya :
"Dan orang-orang yang mempunyai relasi darah satu sama lain lebih berhak (waris-mewaris) dalam kitab Allah daripada orang-orang Mu'min dan orang-orang muhajirin, kecuali kalau kau berbuat baik kepada saudara-saudaramu (seagama). Adalah yang demikian itu telah tertulis dalam kitab Allah (QS. Al-Ahzab : 6)
Yang dimaksud berbuat baik di atas ialah berwasiat yang tidak lebih dari sepertiga harta.
"Nurul Yaqin"
Sumber https://www.alkaukabiyah.com/