Skip to main content

Drama Deciem Dan Alternatif Produk Pengganti The Ordinary

pic: www.theskinterpreter.com

Sebagai orang lenjeh, saya yakin kalian niscaya tahu The Ordinary. Seandainya belum pernah menggunakan pun, paling enggak kalian sudah pernah denger, kan? The Ordinary (TO) ini yakni skincare yang dikeluarkan oleh beauty company asal Kanada berjulukan Deciem. Selain TO, Deciem juga mengeluarkan beberapa brand lain menyerupai Hylamide dan Niod. Tapi saya tidak mau membicarakan yang lain sebab (( MAHAL )). TO eksklusif booming sebab harganya terjangkau, dan TO ini mengatakan tren gres dalam skincare, yaitu produk-produk yang straight forward.

Kalau kita biasa dikasih janji-janji menyerupai 'serum anti acne', 'ampoul kinclong', 'essence pencerah', 'anti-wrinkle cream', dan 'aku bakalan tanggung jawab kok beb', TO ini nggak ngasih kesepakatan sama sekali. Dia malah mengakibatkan ingredient utama sebagai nama produknya. Ambilah teladan beberapa produknya yang terkenal: Niacinamide 10% + Zinc 1%, Alpha Arbutin 2% + HA, 100% L Ascorbic Acid Powder, Glicolic Acid 7% Toning Solution, Lactic Acid 10% + HA, AHA 30% + BHA 2% Peeling Solution, dan lain-lain. Modar kon, mudeng ora?

Jadi konsumen dituntut untuk cerdas literasi begitu loh! Banyak membaca, mencari, dan riset sendiri. Pengen kulit lebih cerah? Ya pelajari bahan-bahan apa yang dapat bikin kulitmu lebih cerah. TO nggak akan mengatakan "brightening serum" begitu. Lha serum bisa ngasih efek brightening itu sebab ada ingredient apa? Misal kulitmu berminyak dan berjerawat, tapi kepengen cerah, berarti eksfoliatornya pilih Salicylic Acid dan serumnya pakai Niacinamide. Terus riset juga materi anu boleh nggak digunakan bareng sama anu dan anu. Terus sama-sama berefek brightening, ada banyak pilihan ingredient misalnya Vitamin C, Niacinamine, Arbutin, dan lain-lain, mana yang paling cocok untuk kulit kita? Misal saya cocok dan dapat cerah pakai Vitamin C digabung sama Alpha Arbutin, belum tentu di kau cocok. Bisa saja di kau Niacinamide lebih nampol.

Intinya kita disuruh mencar ilmu mengenai ingredient dan tahu betul kondisi kulit sendiri. Dan berdasarkan saya ini bagus sih. Konsumen jadi nggak ngah-ngoh dan nggak praktis diapusi gitu lho. Nggak praktis percaya jikalau ada serum yang nawarin imbas kinclong dan bebas jerawat, tapi lihat-lihat ingredient-nya dulu.

Cara TO yang to the point soal produknya ini disambut hangat oleh para skincare enthusiast. Ya lezat sih, kita dapat pilih bahan-bahan yang memang kita butuhkan saja dan menghindari yang kita nggak cocok. Terus juga kan ada rasa-rasa (( KETOK PINTER )) gitu ya dapat pilih dan campur-campur produk sendiri. Cuma nyebut nama serumnya aja rasanya IQ saya naik 50% begitu kok. Tapi ya ada juga yang malah jadi resah dan nggak kunjung mencoba. Kayak saya. Sekian usang kepo, gres satu produk TO yang saya cobain, yaitu Buffet. Alasannya simpel, Buffet ini kandungannya udah mix untuk antioksidan dan melembapkan. Nggak perlu mix and match sendiri. Begitu.


Tapi sayangnya, sebagai beauty company, Deciem ini terlalu banyak dramanya. Sebenernya yang kebanyakan drama CEO-nya sih, si om Brandon Truaxe. Saya heran, jangan-jangan om Brandon ini yakni ghost writer untuk naskah sinetron Orang Ketiga. OOT dikit, kalian ada yang nonton Orang Ketiga nggak sih?



Nonton kek pada. Biar sayatu nggak heboh sendiri soal Afifah, mas Aris dan mbak Yuni ini :(.

Oke, kembali ke topik.

Dramanya apa aja? Berawal dari om Brandon mengambil alih instagram @deciem. Kaprikornus instagram perusahaan itu dipegang sama om Brandon pribadi. Tidak pakai admin atau social media specialist gitu loh! Dan semenjak dikala itu, instagramnya jadi ora nggenah. Saya aja males follow. Lha wong instagram beauty brand kok mawut tenan, tidak aesthetic blas. Om Brandon ini sering sekali mengunggah hal-hal yang sifatnya personal dan nggak berkaitan dengan beauty, dengan caption yang juga acak adut dan susah dipahami. Kalau mengunggah video pun omongannya melantur menyerupai kau jikalau lagi lapar pengen indomie goreng padahal sudah tengah malam dan lagi diet, begitu.

Selain itu, melalui akun @deciem tersebut, om Brandon juga berberapa kali menyerang konsumennya sendiri di kolom komentar, dengan bahasa yang nggak sopan. Sudah kayak comment section instagram Ayu Tint Ting yang penuh balajaer dan balaembuh lah pokmen. Udah gitu, om Brandon ini juga julid sama brand skincare lain, yaitu Drunk Elephant. Lupa lah kata-katanya. Pokoknya intinya: "ngomong-ngomong soal gajah, orang harus mabuk dulu untuk membayar mahal sebuah Marula Oil." Ya memang Drunk Elephant ini harganya ngajak gelut banget sih. Sementara TO memang misinya nggak pengen orang bayar mahal cuma untuk ingredient generik semacam Retinol. Tapi ya nggak usah julid gitu dapat kali ooommmm.

Terus pernah ada isu, Deciem mau diambil alih sama Estee Lauder Company. Kita tau kan, jikalau Estee Lauder (dan brand di bawahnya kayak Clinique, Glamglow, Jo Malone, La Mer, MAC, Smashbox, Too Faced, dll) produknya selalu diuji cobakan pada khewan? Nah, TO kan enggak. TO ini cuma pakai ingredient yang sudah terbukti khasiatnya, nggak perlu diuji coba, jadi menghemat cost produksi dan juga nggak menyakiti khewan. Belum lagi jikalau beneran di-takeover Estee Lauder, niscaya secara harga bakalan naik lah ya. Tapi ternyata enggak kok. Om Brandon bilang jikalau beliau cuma minta duit ke tante Estee untuk operasional saja. Secara kepemilikan tetap dipegang om Brandon. Ya pokoknya deramah begitu lah.

Oh dan jangan lupakan, om Brandon pernah mengumumkan di sosial media, bahwa Deciem akan menghentikan kerjasama dengan salah satu dokter seorang mahir kecantikan yang sudah usang bekerja dengan Deciem, lupa saya namanya siapa. Tapi ini sepihak banget gitu loh. Sebelumnya, belum ada pembicaraan dengan si dokter. Kaprikornus macem ababil yang bilang putus sama pacarnya via IG Story begitu. Bukannya ngomong eksklusif bae-bae.

Dan nggak usang sesudah itu, om Brandon juga memecat co-founder Deciem, mbak Nicola Kilner. Pemecatannya juga drama abitch dong. Mbak Nicol ini tiba-tiba dipanggil sama potongan HRD dan dikasih tau jikalau beliau bukan lagi potongan dari Deciem. Kaprikornus nggak pakai surat resmi atau omongan dulu. Nggak pakai alasan dan kesempatan penjelasan juga. Pokoknya mbak Nicol ditendang begitu saja. Padahal mbak Nicol ini yakni salah satu otak penting dibalik perjalanan dan berdirinya Deciem.

Eh, tapi denger-denger mbak Nicol sudah balik lagi ya ke Deciem?


Nah, 8 Oktober kemaren, om Brandon mengunggah sebuah video di akun @deciem. Lagi-lagi video ngomyang nggak terang dengan caption yang lebih nggak terang lagi. Intinya Deciem mau berhenti beroprasi (produksi dan jualan) hingga waktu yang belum dapat ditentukan. Dalam video yang sama, om Brandon juga menjelek-jelekkan staff-staff Deciem gitu. Terus om Brandon juga bilang jikalau dirinya diejek sebagai bintang porno (?) dan lain sebagainya. Ya nggak terang gitu lah pokoknya, kayak orang setress. Beberapa netizen hingga komen minta om Brandon berobat, cari pertolongan untuk persoalan kesehatan mentalnya.

Kalau saya nggak salah inget nih, bukan cuma sekali ini kok om Brandon bilang jikalau Deciem mau tutup. Sebelumnya udah pernah. Dan jikalau diumumin mau tutup begini, kan orang-orang pada menggila ya. Langsung pada nyetok kalap produk-produk TO. Kaprikornus ya nggak salah kan jikalau saya bilang mungkin si om lagi caper aja? Semacam gimmick biar produk-produknya diborong gitu loh!

Tapi nggak tau sih, caper aja apa memang beneran mau tutup. Saya juga nggak tau, jikalau @awkarin yang barusan juga bilang mau nutup akun instagram itu, juga beneran mau tutup apa gimmick doang.


Tapi yang terang jikalau akun @sekararumw ditutup instagram itu bukan drama :(. Itu tragedi. Tapi jangan khawatir sebab saya sudah aktif lagi di akun instagram @racunwarnawarni. Follow ya gaes.

Okelah, kini TO ini produknya bagus dan murah. Tapi CEO-nya labil. Penuh drama, suka ngajak gelut, dan bola-bali bilang mau tutup. Karena ini produknya penting dan krusial, yaitu skincare, bukan squisy, kita terang boleh was-was lah ya. Gimana nih jikalau suatu dikala om Brandon kalap dan beneran nutup Deciem, padahal kita udah terlanjur cocok? Atau gimana jikalau ada produknya yang di-discontinue sepihak cuma gara-gara persoalan internal sepele? Menggantungkan keinginan pada orang labil itu kan sama menyerupai menaruh telur di ujung tanduk, ya kan? Mungkin sebaiknya kita mulai cari produk pengganti.

Misalnya nih untuk TO Glycolic Acid 7% Toning Solution. Glycolid Acid yakni salah satu bentuk dari AHA atau Alpha hydroxy Acid. Kaprikornus ya produk ini yakni exfoliating toner dengan kandungan AHA 7%, begitu gampangnya. Kalau ada budget lebih, kalian dapat beli Pixy Glow Tonic, sebab itu sama-sama AHA toner, sama-sama hardcore, dan juga sama-sama ada kandungan ginseng ekstraknya. Tapi ya saya tahu kalian miskin, jadi bolehlah kita coba Cosrx AHA 7 Whitehead Power Liquid. Ini sama-sama acid toner dengan kandungan AHA 7%, tapi Cosrx lebih simpel ingredient list-nya dan lebih menghidrasi, sebab ditambah dengan kandungan Niacinamide dan beberapa humectant.

Atau TO Alpha Arbutin 2% + HA, bisalah beralih ke Avoskin Ultra Brightening Cream yang sama-sama mengandung Alpha Arbutin 2%. Saya sih belum pernah nyobain TO Alpha Arbutin 2% + HA, tapi Avoskin Ultra Brightening Cream di saya sangat efektif mencerahkan kulit dan memudarkan noda-noda ringan kok. Atau TO Cafein Solution 5% EGCG mungkin dapat diganti Avoskin Intensive Nourishing Eye Cream yang sama-sama punya ingredient andalan Cafein.



Untuk serum Niacinamide, Hyaluronic Acid, Vitamin C, Retinol, dan apalagi jenis oil-oil-an, saya rasa sih kini sudah banyak banget produk penggantinya. Bahkan beberapa produk lokal kita juga punya kok serum-serum sejenis. Saya sih percaya jikalau kosmetik itu, baik skincare maupun makeup, selalu ada alternatifnya, walau nggak semudah itu pindah kelamin sapi. Kaprikornus nggak mungkin gitu loh kita mentok cocok hanya pada produk itu tok til. Yang kita perlukan hanyalah eksplorasi. Banyak membaca dan riset sendiri. Serta ngiyikin para skincare guru di intagram jikalau nggak takut diselepet. Ya makanya pilih junjungan yang ramah dan tidak galak begitu lho. Kayak dek Arum @racunwarnawarni begitu. Walau bukan skincare guru dan postingannya banyakan yang receh daripada yang faedah, tapi Dek Arum itu menyerupai tandu kok, layak dijunjung. Tapi mau dijadikan menyerupai tas juga tidak papa, dijinjing. Atau menyerupai kucing, dicengkiwing.

Ya saya tahu, produk pengganti NGGAK BISA SAMA PERSIS! Tapi ya siapa tahu kan om Brandon beneran nutup Deciem. Kaprikornus marilah kita mulai eksplorasi cari-cari produk lain. Syukur-syukur sih dapat nemu produk lokal Indonesia yang juga bagus kualitasnya.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar