Skip to main content

Cara Mengatasi Kenakalan Dan Berbohong Pada Anak Remaja

Cara Mengatasi Berbohong dan Kenakalan Pada Remaja - Apakah anak remaja bunda suka berbohong? hal ini mungkin saja terjadi. Sahabat, korelasi pacaran, kegiatan sekolah, media sosial, lingkungan pergaulan bahkan keluarga menjadi penyumbang terbesar dari sikap menyimpang anak remaja. Dengan dampak sedemikian rupa, memungkinkan mereka mengalami ciri-ciri gejolak kenakalan atau lebih parah lagi. Apabila ini tidak dibantu untuk mengatasi anak yang tidak jujur juga menangai remaja yang suka berbohong mengakibatkan timbulnya kenakalan selain itu tentu akan kuat pada perkembangan psikologisnya.

Artikel lainnya: Pengaruh Media Sosial terhadap Tumbuh Kembang Anak dan Remaja

Sebelum membahas mengenai cara mengatasi atau menghadapi kenakalan dan berbohong pada anak remaja, ada baiknya ketahui terlebih dahulu mengapa dengan cepat berbohong menghasilkan kenakalan maupun tanda-tanda lainnya. Ini ulasannya!

Cara Mengatasi Berbohong dan Kenakalan Pada Remaja  Cara Mengatasi Kenakalan dan Berbohong Pada Anak Remaja

Bagaimana Berbohong Mempengaruhi Kenakalan

Dalam psikiatri, kebohongan patologis juga disebut kompulsif berbohong, pseudologia fantastica dan mythomania ialah sikap kompulsif atau kebiasaan berbohong. Ini pertama kali dijelaskan dalam literatur medis pada tahun 1891 oleh Anton Delbrueck.

Akan tetapi dalam hal Anak remaja berbohong, mengacu pada bawah umur yang tidak jujur menampilkan banyak sekali tingkat sikap menipu dalam sosial sedangkan kebohongan yang jujur ​​atau konfabulasi didefinisikan oleh pernyataan atau tindakan ekspresi yang secara tidak akurat menggambarkan sejarah, latar belakang, dan situasi ketika ini.

Dari semua sikap yang tersembunyi, berbohong mungkin yang paling awal untuk berkembang di masa kecil. Ini juga merupakan salah satu sikap yang paling tidak dipahami dalam hal prevalensinya, nosologi, kontinuitas dari waktu ke waktu, dan korelasi dengan sikap persoalan lainnya, terutama kenakalan. Banyak sekali makalah yang menyajikan tinjauan studi empiris pada berbohong pada bawah umur di lingkungan sosial dalam situasi eksperimental. Studi yang dibahas menggambarkan seberapa luasnya bawah umur antara usia 4 dan 18 tahun, dan bagaimana orang cukup umur menilai sikap tidak jujur ini dalam hal keseriusan. Hubungan antara berbohong dan melaksanakan persoalan dan kenakalan ditunjukkan dalam studi cross-sectional. Penelitian longitudinal memperlihatkan seberapa baik awal kebohongan memprediksi kenakalan dan bentuk lain dari ketidakmampuan menyesuaikan diri di masa dewasa. Kondisi yang memfasilitasi atau menghambat kebohongan anak-anak. Hal ini ditafsirkan dari sudut pandang perkembangan.

Cara Mengatasi Berbohong dan Kenakalan Pada Remaja  Cara Mengatasi Kenakalan dan Berbohong Pada Anak Remaja


Meskipun sebagian besar remaja mengalami situasi mengakibatkan mereka suka berbohong bahkan berdasarkan para andal anak yang berbohong akan sanggup menimbulkan kenakalan remaja, sikap menipu atau kecenderungan memutar-balikan fakta.

Mungkin inilah yang menjadi penyebab perkembangan psikologi anak terganggu dengan penyebab-penyebab dari berbohong lantaran ketidakmampuan mereka dalam menyatakan kejujuran dengan bermacam-macam alasan; ketakutan, intimidasi, hukuman, dll.

Oleh lantaran itu sangat penting bagi orangtua memahami dan melaksanakan cara mengatasi anak remaja yang suka berbohong sebelum dampak lebih jelek terjadi pada psikologis anak. Sebelum mengatasi kebohongan yang lakukan anak remaja ada baiknya kita ketahui tanda-tanda ataupun tanda-tanda sebagai langkah penting mengatasi kebohongan mereka.

Catatan: Kebohongan patologis telah didefinisikan oleh andal Psikiatri sebagai sejarah panjang (mungkin sejarah seumur hidup) dari kebohongan yang sering dan berulang-ulang bahkan tidak ada motif psikologis terperinci atau manfaat eksternal sanggup dilihat. Tidak ada konsensus yang nyata perihal apa itu patologis berbohong dan banyak orang telah menyebarkan definisi mereka sendiri. Kebohongan patologis ialah sesuatu yang secara negatif menghipnotis banyak orang, bahkan profesional, yang sering tidak menyadari ketidakstabilan psikiatri atau gangguan kepribadian pembohong. Beberapa pembohong patologis mungkin psikopat juga jadi sangat penting diketahui penyebab anak berbohong dan penanganannya.

Kebohongan patologis itu impulsif dan tidak terencana. Impulsivitas sering menjadi pelakunya. Kita juga tahu bahwa berbohong patologis lebih mungkin terjadi pada gangguan tertentu atau di antara individu yang mempunyai ciri-ciri kepribadian tertentu. Beberapa diagnosa yang mungkin termasuk kebohongan patologis tetapi tidak terbatas pada:
  1. Gangguan Kepribadian:
    • Gangguan Kepribadian Antisosial (lebih dikenal sebagai sosiopati)
    • Gangguan Kepribadian Borderline
    • Narsisme atau gangguan kepribadian narsistik
  2. Gangguan perilaku:
    • Perilaku gangguan (sering didiagnosis pada bawah umur dan remaja yang mempunyai sikap kriminal-seperti atau yang memperlihatkan sifat sosiopat menyerupai kekejaman hewan, emosi tinggi, dan sikap menentang terhadap otoritas)
    • Gangguan Kepribadian Borderline
    • Gangguan Menentang atau disebut oppositional defiant disorde (ODD) dan gangguan sikap - Conduct disorder (CD)
    • Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) sering dikombinasikan dengan ODD atau CD
Cara Mengatasi Berbohong dan Kenakalan Pada Remaja  Cara Mengatasi Kenakalan dan Berbohong Pada Anak Remaja


Pastinya masih ada beberapa penelitian yang telah meneliti faktor-faktor sosial dan kognitif yang berkontribusi pada pengembangan berbohong atau pengungkapan kebenaran. Selain itu, beberapa studi yang telah meneliti korelasi antara faktor sosial dan kognitif (misalnya, teori pikiran, fungsi eksekutif, konseptual dan evaluasi moral anak-anak) dan berbohong hanya meneliti satu faktor dan tidak ada yang meneliti tugas diferensial dari faktor-faktor ini pada bawah umur termasuk dampak sikap berbohong bagi diri sendiri. Hingga kini masih terdapat kesenjangan dalam literatur dan untuk memperlihatkan citra yang terintegrasi dan komprehensif perihal korelasi antara sikap berbohong bawah umur dan banyak sekali faktor sosial dan kognitif termasuk kenakalan remaja.


Tanda Menyebabkan Kenakalan Remaja Akibat Anak Remaja Kerap Berbohong


Berikut ini tanda-tanda Remaja suka berbohong yang perlu dikenali.


1. Gugup Tidak Seperti Kondisi Normal

Anak remaja yang biasanya tidak melakukannya kebohongan tiba-tiba gugup ketika akan mendapat pertanyaan atau akan berada di suatu tempat, itu mungkin lantaran kegugupan, kesadaran diri, atau akan pembelaan diri. Bisa juga termasuk kemungkinan berbohong.


2. Butuh waktu Antara Pertanyaan dan Tanggapan

Sifat ini umumnya berkaitan dengan menanyakan hal yang seorang anak atau remaja gampang ingat, contohnya pertanyaan yang berorientasi pada fakta, seperti: "Apakah sepulang sekolah tadi kau main kerumah teman?" Jika remaja membutuhkan waktu usang untuk menjawab jenis pertanyaan dasar ini. ia mungkin mencoba mencari balasan yang "benar", atau yang dimanipulasi, daripada menyampaikan yang sebenarnya.


3. Mengubah Topik atau Menawarkan Informasi yang Tidak Relevan

Demikian pula, kalau seorang anak muda menjawab pertanyaan penting dan pribadi dengan respons yang menghindar atau di luar topik, beliau mungkin menghindari dan menyembunyikan suatu masalah.


4. Lebih tinggi dari Pitch Vokal Normal

Nada bunyi orang biasanya cepat meningkat terutama menjelang final kalimat ketika membicarakan sesuatu yang mengakibatkan ketidakamanan, kecemasan, atau ketakutan. Ini termasuk kemungkinan berbohong, dan merasa tidak nyaman dengan penipuan.


5. Lebih Cepat Dari Berbicara Biasanya

Ketika seorang anak atau remaja berbicara dengan cepat dan tak henti-hentinya dalam menanggapi pertanyaan langsung, dan berbicara cepat bukanlah sifat komunikasi normal, anak muda mungkin berusaha terlalu keras untuk meyakinkan, lantaran kalau beliau berbicara lebih lambat dari baisanya, mungkin kita akan menangkap sela di ceritanya.


6. Kontak Mata dan Gerakan Mata

Di banyak masyarakat Indonesia, menghindari kontak mata secara alami ketika berbicara sanggup diartikan sebagai ketidakjujuran, penghindaran, atau penumpahan tanggung jawab. Sebagian besar dari kita pernah mendengar pepatah: "Saya tidak mempercayai seseorang yang tidak sanggup melihat saya di mata." Ada beberapa kebenaran pada pernyataan ini di bawah konteks budaya, sosial, dan psikologis yang tepat.


Selain dari ciri anak remaja sanggup dikenali dari tanda diatas. Namun ada beberapa ciri-ciri kepribadian tertentu di mana kebohongan patologis bisa terjadi meliputi:
  • Perilaku narsisisme atau egois dan pola pikir
  • Egoisme
  • Sikap kasar
  • Obsesif, mengendalikan, dan sikap kompulsif
  • Impulsivitas
  • Agresivitas
  • Perilaku cemburu
  • Perilaku manipulatif
  • Penipuan
  • Canggung secara sosial, tidak nyaman, atau terisolasi
  • Tingkat percaya diri yang rendah
  • Tempermentalness
  • Marah


Bagaimana Orangtua sanggup membantu anak berhenti berbohong

Tentu kebohongan bukanlah sikap yang kita harapkan apalagi kalau berbohong tidak segera diatasi tentu akan mengakibatkan anak menjadi bandel, susah diatur atau keras kepala oleh alasannya ialah itu orangtua serta lingkungan keluarga mempunyai tugas penting dalam membatu mereka untuk berkata jujur (tidak bohong).

Adapun cara mengatasi remaja yang suka berperilaku berbohong memang bukan masalah mudah, namun apabila ini tidak diatasi memungkinkan kita akan mendapati sikap menyimpang. Dibutuhkan cara-cara kreatif, inovatif serta ampuh dalam penanganannya. Anda bisa tangani persoalan sikap tersebut melalui penanganan menyerupai berikut.

1. Jelaskan dampak terbesar dari berbohong semoga remaja memahami risiko yang terjadi dengan ketidakjujuran, dan bagaimana pembohong kesudahannya memperlakukan dirinya sendiri dengan tidak baik.

2. Deklarasikan bagaimana rasanya dibohongi sehingga remaja memahami dampak emosional yang dibohongi. Ini bertujuan supaya agar anak berhenti berbohong.

3. Deklarasikan bahwa berbohong dalam keluarga akan selalu diperlakukan sebagai pelanggaran serius. Jelaskan bagaimana apabila mereka membiarkan kebohongannya akan berakibat kepada korelasi yang signifikan di kemudian hari.

4. Tegas terhadap kebohongan, bagaimana remaja itu bisa menentukan secara berbeda sehingga kebohongan itu tidak terjadi, dan apa yang akan dilakukannya untuk mencegah kebohongan lebih lanjut.

5. Terakhir, nyatakan bahwa orangtua bermaksud untuk mengembalikan kepercayaan dan impian akan kebenaran untuk memberinya kesempatan untuk memulai kembali korelasi yang jujur ​​sehingga kita tidak berada dalam ketidakpercayaan terhadap mereka. Yang paling penting, jelaskan bahwa tujuannya untuk memulihkan kepercayaan lantaran pada lingkungan keluarga semoga bisa saling percaya untuk menyampaikan yang jujurnya. Jika berbohong terjadi lagi, ulangi urutannya. Bunda tidak bisa menghentikan remaja untuk menentukan untuk berbohong, tetapi Anda niscaya bisa menganggap berbohong sebagai sesuatu yang harus ditangani, diatasi juga dihentikan.



Artikel terkait



Daftar Pustaka:

Dike, Charles C. June 1, 2008. "Pathological Lying: Symptom or Disease?".
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar