Tradisi Budaya Memetri Tuk Ngancar Puncak Kleco -
Wisata Alam Puncak Kleco pada bulan September ini kembali menggelar tradisi budaya di daerah Tuk Ngancar. Di dalam kalender masehi, 27 September ditetapkan sebagai Hari Pariwisata Sedunia, seiring berdirinya World Tourism Organization (UNWTO). Pariwisata dianggap sebagai elemen yang dapat beri dampak pada nilai ekonomi, seni, budaya, dan politik dunia. Pembangunan pariwisata tentu tak hanya bagaimana mengelola dan menjual aset wisata sebagai pintu masuk devisa. Pariwisata harus menjadi bab penting bagi pemberdayaan masyarakat biar paham akan aset, potensi, dan lingkungan sehingga dapat "melu handarbeni". Masyarakat bukan hanya penonton di tepi jalan peradaban tetapi pelaku aktif yang ikut memilih arah pembangunan wisata melalui bermacam-macam gerakan dan organisasi.
Berkaitan dengan hal tersebut, 27 September 2018 akan digelar Memetri Tuk Ngancar#2 di daerah Puncak Kleco di Dusun Duwet Purwoharjo Samigaluh Kulon Progo. Tradisi ritual ini sejatinya telah berlangsung bebuyutan tetapi mulai 2017 dikelola secara lebih baik demi bermacam-macam tujuan antara lain: penyadaran pentingnya mata air bagi kehidupan, perlunya merawat hutan di sisi puncak, menjaga tata guna tanah dari laris sesat, mengemas seni tradisi budaya sebagai salah satu pintu penting pembangunan mental bangsa, menumbuhkan rasa cinta lingkungan, menjaga sekuat mungkin alih guna lahan, dan mengembalikan marwah air tanah.
Dusun Duwet sebagai bab dari dimana Wisata Alam Puncak Kleco berada mempunyai panorama alam yang indah dengan bermacam-macam potensi serta kearifan. Pegunungan Menoreh mempunyai jejak juang Pangeran Diponegoro. Selokan Kalibawang yang merupakan karya Bung Karno merupakan sabuk sejarah yang sulit dicari padanannya. Beragam tanaman yang tumbuh endemik (anggrek dan kemuning) mengakibatkan daerah Kleco sebagai destinasi yang fenomenal dan monumental.
Potensi dan daerah yang lengkap itu menjadi pandangan gres cowok pemudi Duwet untuk berbakti menatap masa depan. Prinsipnya, desa berpengaruh negara bermartabat. Untuk program Memetri Tuk Ngancar yang digelar pada 27 September 2018 mulai 09.00 antara lain diawali dengan prosesi kirab Air Menoreh yang dipimpin R Bambang Nursinggih dengan bergodo Sekar Pangawikan diiringi warga dengan pakaian adat. Prosesi ini membahasakan tugas fungsi sakralnya air bagi kehidupan dan cara penghormatannya biar bermanfaat dan berkah. Air Menoreh akan ditempatkan di Puncak Kleco sehabis diambil dari belik Ngancar. Dilanjut dengan pergelaran seni tradisi dari warga, seniman, sastrawan dan musisi. Digelar juga festival lukis di sayap selatan Puncak Kleco karya Iskandar Harrdjodimuljo, Sang Pelukis Wayang, dengan tema "Goro Goro Kleco" 27-30 September 2018. Beliau bersama Nanang Garuda, Valentinus Rommy Iskandar, dan Agus Nuryanto pernah menggelar festival di persawahan Kleco pada momen Angler Wiwitan Tandur Kleco#1 pada 26 Agustus 2018. Pada malam harinya digelar tirakatan khusus warga Duwet di Tuk Ngancar dan Pendopo Kleco .
Besar impian kami biar upacara ini tidak saja berdampak bagi meningkatnya wisatawan tapi juga menambah kecintaan warga akan alam dan lingkungannya. Mengembalikan hidup yang penuh kewajaran, keaslian, dan keasrian ialah orientasi kami. Kulon Progo sedang menatap masa depan yang terlihat membuka bermacam-macam peluang, dan kami ingin mempersembahkan sesuatu yang layak dikenang.
Ini merupakan bentuk lain dari "national and character building". Upacara ini merupakan kelanjutan dari gelar seni tradisi Angler Wiwitan Tandur yang telah sukses diadakan 26 Agustus 2018 di area persawahan Kleco, dan nanti akan ditutup dengan upacara Wiwitan Panen Kleco pada 22-23 Desember 2018. Semoga bermakna bagi warga dan semesta, berkah beri faedah. Salam budaya!