Skip to main content

Indonesia Hampir Menjadi Negara Asia Tenggara Pertama Yang Mengirim Astronot Ke Angkasa

 menciptakan Malaysia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang mengirim astronot ke luar angk Indonesia Hampir Menjadi Negara Asia Tenggara Pertama Yang Mengirim Astronot Ke Angkasa

Pada tahun 2007 lalu, Astronot Malaysia "Sheikh Muszaphar Shukor" menciptakan Malaysia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang mengirim astronot ke luar angkasa. ternyata 22 tahun sebelumnya Indonesia hampir mendapatkan gelar itu loh. Astronot Indonesia tersebut yaitu Pratiwi Sudarmono, yang hampir terbang pada tahun 1985 lalu.
------------------------------------------------------------------
Siapa Pratiwi Sudarmono itu?
Pratiwi Sudarmono lahir pada 31 Juli 1952 di Bandung. Ia merupakan satu-satunya astronot perempuan di Indonesia. Dia yaitu seorang ilmuwan yang mendalami ilmu mikrobiologi.
Pratiwi Sudarmono mendapatkan gelar Master dari Universitas Indonesia pada 1977, dan Ph.D. dalam bidang Biologi Molekuler dari Universitas Osaka, Jepang pada 1984.
Ia terpilih menjadi antariksawan pada tanggal 30 September 1985 yang diikuti sekitar 200 kandidat yang ikut seleksi menjadi antariksawan. Ia menduduki seorang hebat muatan dalam misi STS-61-H. Ia memakai nama “Sudarmono” sebagai nama panggilan di NASA
Ia kemudian memulai karier ilmiahnya sebagai peserta beasiswa WHO untuk meneliti biologi molekuler Salmonella typhi. Sejak 1994 hingga 2000, ia menjabat sebagai ketua Departemen Mikrobiologi Fakultas Medis Universitas Indonesia. Sejak 2001 hingga 2002, ia menjadi peserta Program Sarjana Fulbright New Century.
------------------------------------------------------------------
Selain Pratiwi, terdapat astronot Indonesia lain yaitu Taufik Akbar, tapi beliau hanya menjadi Cadangannya Pratiwi.
Siapakah Taufik Akbar ini sebenernya?
Taufik Akbar lahir di Medan, 8 Januari 1951. Ia seorang insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung dengan gelar Bachelor of Science di bidang Electrical Engineering pada tahun 1975, ia bekerja sebagai insinyur telekomunikasi. Bekerja untuk Telkom dalam pengembangan Palapa sistem satelit telekomunikasi
Pada tanggal 30 Oktober 1985 ia terpilih untuk ambil pecahan dalam misi STS-61-H sebagai Cadangan dari Pratiwi Sudarmono, ia mengikuti aneka macam latihan ke antariksa bersama Pratiwi Sudarmono. Nama ia dikala di NASA yaitu “Akbar”.
Setelah karier astronotnya, ia melanjutkan pekerjaannya di Telkom. Tahun 1990-92, ia menjabat sebagai Manajer Umum Perencanaan Telekomunikasi, Manajer Umum Eksekutif untuk Operasi Satelit Palapa (1992–1993), Presiden Direktur Aplikanusa Lintasarta (1994–2000). Tahun 2000, ia menjadi Direktur Sumber Daya Manusia Telkom.
------------------------------------------------------------------
Rencana Peluncuran Satelit Palapa B3 dan Tragedi Pesawat Ulang-Alik Challenger
Pada tahun 1985, Indonesia berencana akan memberangkatkan astronot Yaitu, Pratiwi Sudarmono dengan Taufik Akbar (Insinyur Telekomunikasi yang dikala itu bekerja di Telkom) sebagai cadangannya dalam misi STS-61-H. Keberangkatan ini merupakan kolaborasi pemerintah Indonesia Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dalam rangka peluncuran satelit kebanggan Indonesia, Palapa B3 yang memakai pesawat ulang-alik Columbia. Dua nama itu merupakan hasil saringan dari sekitar 200 orang yang diseleksi pribadi oleh NASA. Misi STS-61-H yang direncanakan berangkat tahun 1986 ini akan meluncurkan tiga satelit komersil Skynet 4A, Palapa B3 and Westar 6S tetapi dibatalkan sehabis petaka Challenger terjadi. Penerbangannya dijadwalkan berlangsung mulai 24 Juni hingga 1 Juli 1986.
Pada tanggal 28 Januari 1986. 6 bulan sebelum pemberangkatan misi STS-61-H. pesawat ulang-alik Challenger milik NASA hendak menuaikan misi STS-51-L. Tapi Sebuah Musibah Terjadi. Pesawat tersebut meledak 73 detik sesaat sehabis diluncurkan dari Kennedy Space Center di Florida, 28 Januari 1986.Yang mengakibatkan meninggalnya 7 Antariksawan Asal Amerika Serikat.
Penyebab kecelakaan yaitu Disintegrasi seluruh pesawat mulai dari segel cincin-O di kanan solid rocket booster(SRB) gagal dilepas. Sampai satu dari dua roket pendorong miring dan menggores tubuh pesawat yang seketika timbul percikan api disusul meledaknya pesawat. Akibat dari kecelakaan tersebut Penerbangan Antariksa ditutup selama 32 Bulan dan Imbasnya kepada Misi STS-61-H yang didalamnya ada Antariksawan Indonesia yang Ingin mengorbit bersama Satelit Palapa B3. Akhirnya Palapa B3 namanya diganti menjadi Palapa B2P yang diluncurkan pada tanggal 20 Maret 1987 dengan Roket Delta-392
Satelit B2P balasannya mengakhiri ‘masa baktinya’ di bulan Februari 1996.
------------------------------------------------------------------
Bagaimana Kabar Pratiwi Sekarang?
Setelah usang tak terdengar kabarnya, perempuan yang bergelar Profesor ini aktif diberbagai bidang penerbangan dan antariksa. Ia mengajar di aneka macam sekolah penerbangan dan bekerja di PT DI (Dirgantara Indonesia) sebagai perusahaan kedirgantaraan.
Selain itu, Pratiwi juga masih kerap diundang ke luar negeri dalam rangka membuatkan pengalaman mengenai dunia keastronotan. Di luar aktivitas tersebut, Pratiwi juga dikala ini sibuk memimpin organisasi kemasyarakatan Himpunan Wanita Karya ( HWK )



Sumber https://trendjamansekarang.blogspot.com/
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar