Skip to main content

Belajar Bisnis Dari Kegagalan

belajar bisnis dari pendiri suzuki

Belajar dari  Michio Suzuki

abstraksi:-memberikan klarifikasi bagaimana seorang pebisnis bangun dari kegagalan dan memperlihatkan pengetahuan perihal kisah hidup seorang pebisnis ternama.
Sejarah Perusahaan yang besar dalam dunia Otomotif ini berawal dari Michio Suzuki, Seorang Anak dari Petani Kapas Tradisional Jepang. . . Michio Suzuki dilahirkan pada 10 Februari 1887 di Kota Hamamatsu, Sebuah Kota yang dipenuhi dengan Industri Kain Tenun. . . Sejak Kecil, Diceritakan Michio Suzuki sangat tertarik dengan pesona keindahan alam & Dunia permesinan (khususnya mesin tenun). . . Suzuki Muda bekerja sebagai Tukang kayu, dan tumbuh menjadi seorang anak muda yang mau bekerja keras untuk menggapai cita-citanya yang tinggi. . .Awal mula Suzuki berkecimpung di Dunia Bisnis & Produksi dimulai pada tahun 1909, Atau dikala Suzuki Muda berusia 22 tahun. . . Pada tahun tersebut, Ia merancang sebuah alat tenun kayu yang dioperasikan dengan Pedal, dan mulai menjual produknya ke tempat sekitar Hamamatsu dengan Harga 50 Yen/Unit. . .
Tanpa disangka, Bisnis nya berjalan baik, Produknya semakin diterima oleh para pengrajin kain tenun. . . Atas dasar inilah, Suzuki lalu mendirikan Suzuki Loom Works di Daerah Tenjin (Sekarang Kota Nakajima), Hamamatsu. . . Bisnisnya berkembang sangat pesat, Order yang diterima kini mencakup seluruh wilayah Shizuoka, serta Wilayah yang masih berdekatan. . . Otomatis, Harga Mesin Tenun Suzuki pun naik, Dan membawa laba yang luar biasa bagi seorang Michio Suzuki. . .







Sebelas tahun kemudian, pada 1920, Michio Suzuki memutuskan untuk memperkenalkan bisnis nya di bursa saham. Hari-hari sebagai perusahaan kecil milik keluarga pun berakhir, Michio Suzuki membutuhkan dana untuk dapat melaksanakan expansi bisnisnya untuk memenuhi ajakan dari pasar yang semakin berkembang. Pendirian Suzuki Loom Manufacturing Company (Suzuki Jidosha Kogyo) pada Maret 1920 di anggap sebagai cikal bakal dari Suzuki Motor Company. Suzuki Loom Manufacturing Company mendapat dana yang diperlukan untuk investasi dan perusahaan ini pun berkembang dengan cepat. Pada tahun 1922 Suzuki Jidosha Kogyo telah menjadi perusahaan perkakas tenun terbesar di Jepang . Pada dikala itu, Jepang belum menjadi kekuatan industri terbesar menyerupai yang kita kenal menyerupai kini ini . Komoditi ekspor terpenting dikala itu ialah hasil garmen dan pakaian . Pada tahun 1926 Suzuki mulai meng-ekspor perkakas tenunnya ke Asia Tenggara dan India. Tetapi kebutuhan pasar dalam sekejap telah terpenuhi, perkakas tenun berkualitas tinggi dari Suzuki yang dapat bertahan usang menjadikan ajakan untuk alat tenun gres pun perlahan menyusut. Suzuki mulai mempertimbangkan untuk menciptakan produk lain selain memproduksi mesin tenun .
 Bisa dikatakan hanya sedikit sekali pabrikan sepeda motor atau kendaraan beroda empat di Jepang sebelum Perang Dunia ke Dua . Soichiro Honda gres menciptakan sepeda motornya pada tahun 1947. Sedangkan di Eropa dan Amerika industri sepeda motor dan kendaraan beroda empat telah berjalan beberapa dekade. “Mesin Otto” telah dipatenkan di jerman tahun 1876 dan prototype sepeda motor pertama Einspur, Gottlieb Daimler’s telah dibentuk tahun 1885. Robert Bosch memperkenalkan low-tension magneto the motorcycle sebelum simpulan kala 19 dan pada dikala yang sama Michio Suzuki sedang mendesain perkakas tenun pertamanya, perusahaan Eropa menyerupai Zedel (kemudian menjadi NSU), Royald enfield, puch, Peugeot, Norton dan Husqvarna telah memproduksi sepeda motor, begitu juga Indian dan Harley Davidson di Amerika. Majalah-majalah sepeda motor telah terbit dan beberapa club motor ter-organisir muncul di Eropa. Balap Isle Of Man TT pertama berlangsung tahun 1907, dua tahun sebelum Michio Suzuki memulai bengkel perkakas tenunnya.

Tidak perlu dipertanyakan lagi, bahwa Jepang memang bukanlah pioneer dalam hal mendesain sepeda motor. Pabrikan Jepang terjun ke dalam bisnis ini puluhan tahun sehabis Eropa dan dalam permulaannya pun mereka kebanyakan menggandakan desain dan the technical solutions dari mesin-mesin Eropa. Tetapi kita semua tahu apa yang terjadi sehabis era tersebut, beberapa puluh tahun sehabis Perang Dunia ke 2 pabrikan raksasa Jepang mendominasi pasar sepeda motor dunia. Suzuki Loom Manufacturing Company ialah sebuah perusahaan yang mengesankan tetapi semakin menurunnya ajakan akan produk mereka menciptakan Suzuki mempertimbangkan untuk terjun ke dalam bisnis otomotif. 20.000 kendaraan diimpor Jepang tiap tahunnya, tetapi belum dapat memuaskan ajakan pasar akan kendaraan kelas ringan yang murah. Michio Suzuki melihat celah pasar ini dan memulai langkah pertamanya.Tahun 1938 Suzuki menciptakan prototype kendaraan beroda empat pertamanya, menurut pada Austin Seven. Tim riset Suzuki membeli sebuah Austin Seven dari Inggris, dipreteli dan dipelajari, sehabis beberapa bulan lalu mereka telah dapat menciptakan replika dari kendaraan beroda empat 737cc buatan inggris tsb. Pada dikala itu Jepang hanya menguasai sedikit pengetahuan perihal bagaimana memproduksi kendaraan beroda empat dan sepeda motor yang anggun dan menggandakan dari kendaraan beroda empat buatan pabrikan Eropa tampaknya menjadi jalan untuk memulainya. Tetapi timing nya sangat tidak tepat. Pada dikala itu Jepang sedang bersiap untuk berperang. Proyek ini terbengkalai dan Austin Seven versi Suzuki tidak pernah diproduksi massal. Meskipun begitu proyek ini memang bukan inspirasi yang original, alasannya kendaraan beroda empat pertama dari Nissan’s menurut pada Austin Seven.

Setelah perang berakhir, diikuti oleh periode pembangunan kembali dan pemulihan ekonomi yang dikala itu sangat tidak stabil. Pabrik perkakas tenun SLMC berusaha untuk diperbaharui, tetapi gelombang serangan tahun 40-an serta struktur finansial yang acak-acakan pasca perang pada awal 50-an hampir menghancurkan Suzuki Loom Manufacturing Company. Berdasarkan sebuah kisah perihal Shunzo, yaitu anak pria Michio, beliau mempunyai inspirasi untuk memasangkan mesin pada sepedanya ketika beliau pulang dari perjalanan memancing pada suatu hari di demam isu gugur. Tanpa suatu tujuan khusus, beliau berkutat dengan meja gambar di rumahnya dan mulai merancang sepeda bermotor nya sendiri.


Kesimpulan:
Bisnis intinya ialah sebuah test and trial! kiprah anda hanyalah mencari tahu! bisnis mana yang menguntungkan dan bisnis mana yang merugikan! hindari bisnis yang merugikan, jalankan bisnis yang menguntungkan tersebut! ulangi konsep sukses sebelumnya dan perbesar skala bisnis tersebut! dengan demikian dan dalam tempo yang relatif cepat ! niscaya kerjaan bisnis anda akan tumbuh menjadi sangat besar.


Semua bisnis intinya dimulai dari langkah kecil dan menjadi luar biasa besar misalnya Universitas Amikom Yogyakarta dahulu hanya tempat kuliah yang kecil menyerupai kos kosan kini menjadi Universitas yang besar





referensi:
https://japanesestation.com/yuk-kita-mengenal-sejarah-pabrikan-motor-jepang/

 



Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar